Jumat, 03 Maret 2017

Alasan Utama Orang Yang Berpikir Luas Lebih Kuat Menghadapi Kenyataan Hidup.

 



Berpikir yang luas membuat kita makin berdaya.

Saya pastikan bahwa anda pada satu titik berada pada kondisi performa tinggi dan bisa jadi pada titik yang lain jatuh terplanting tidak berdaya.

Mari kita bicara tentang inisiatif paling jitu, tentang bagaimana merekayasa kondisi sehingga anda akan merasakan situasi yang tak berdaya dan saat performa tinggi.

Camkan ini baik-baik. Bahwa manusia secara historisnya terbentuk pada suatu pelabelan. Dilihat berdasarkan latar belakang keluarga dan lingkungan. Terlepas dari positif atau negatif bentuk pelabelan tersebut.


Fakta yang mengejutkan bahwa pelabelan negatif hanya akan memengaruhi mereka yang memiliki cara berpikir sempit. Sedangkan bagi yang memiliki cara berpikir luas sama sekali tidak akan tergangu performanya. Artinya ia akan terpicu untuk trus berdaya secara positif.

Inilah hebatnya mereka yang berpikir luas, ia akan mampu mengambil apa yang dibutuhkannya sekalipun mengambil dari lingkungan yang menakutkan—sesuatu yang sepertinya mustahil untuk didapat.

Saya akan paparkan sebuah contoh kasus yang menarik.

Di dalam sebuah kelas, semua siswa dibebani tugas untuk mengerjakan sebuah tulisan. Hasil tulisan itu akan menjadi catatan penting berhasilnya pembelajaran itu. Di samping itu, bagi siapa yang memperoleh nilai tinggi berhak mendapatkan penghargaan sedangkan yang nilainya jelek akan terancam untuk mengulang lagi tahun depan. Tetapi apa yang terjadi, respons siswa itu berbeda-beda.

Bagi mereka yang memiliki cara berpikir sempit tentu himbauan tersebut akan dipandang sebagai sebuah ancaman, penghinaan atau mungkin diskriminasi. Aturan ini tidak adil, harusnya semua diperlakukan sama, dengan alasan setiap orang memiliki kemampuan berbeda-beda, jadi besar kecil nilai harusnya tidak memengaruhi apa-apa.

Bagi mereka yang berpikir, pada dasarnya memandang himbauan itu sebagai sesuatu yang sulit jika kemungkinan nilai yang didapatkannya jelek.

Awalnya mungkin tampak seperti adanya rasa menakut-nakuti dan ketidakadilan, tetapi coba simak.

Penilaian berdasarkan kemampuan dan nilai perolehan itu adalah adil. Orang yang mendapatkan nilai tinggi berhak diberikan apresiasi sedangkan yang memiliki nilai rendah harus dibangitkan, digugah, dan disadarkan meski terlihat seperti dinakut-nakuti, padahal bukan. Namun harus dibedakan mana yang mengugah dan mana yang menakut-nakuti.

Jikapun mereka gagal, orang yang berpikir luas akan memandang kegagalan itu bukan sebagai bukti perendahan intektual atau sebuah ancaman, melainkan sebagai sebuah himbauan agar lebih memberikan energi pada sesuatu yang kurang sembari terus belajar memperbaiki kesalahan dan  menyempurnakan kekurangan.

Jadi, jika kita perhatikan dengan seksama maka kita akan peroleh sebuah kesimpulan menarik, setidaknya ini yang saya simpulkan.

#kesimpulan 1: memiliki cara berpikir yang luas sangat memungkinkan kita untuk bisa memiliki filterisasi yang lebih kuat dibandingkan yang sempit.

#kesimpulan 2: secara umum, keduanya mengalami masalah, ketegangan dan kesusahan yang sama. Perbedaanya terletak dari kecakapan menaknai, mengambil pelajaran untuk terus melesatkan diri.

#kesimpulan 3: berpikir luas artinya berpikir terbuka, berpikir pada kemungkinan-kemungkinan positif yang bisa ia raih, sebaliknya berpikir sempit menutup diri dan memposisikan diri sebagai pribadi yang tidak berdaya.

#kesimpulan 4: mensikapi kenyataan yang terjadi sekarang, hidup yang tidak pasti, cara berpikir luas adalah alternatif + solusi menghadapi kenyataan paling brutal sekalipun.

#kesimpulan 5: memiliki ketajaman dalam mengambil sesuatu yang positif sekalipun di tengah-tengah lingkungan yang negatif. Bagi saya inilah keunggulan utama keluasan berpikir.

Jadi, jika anda mengidam-idamkan sebuah kekuatan yang memberdaya, anda bisa memulai untuk mengasah kemampuan berpikir anda agar bisa berpikir luas, berpikir tentang kemungkinan positif sekalipun berada di titik nadir.

Tidak ada komentar:
Write komentar