Jumat, 03 Maret 2017

Bagaimana Menata Mindset Saat Berkompromi Agar Mencapai Hasil Terbaik?

 



Tetap fokus dan terkontrol.
Bila anda sedang atau memiliki tugas dan kepercayaan membangun koneski, kerjasama dan suatu bentuk kesepahaman dengan pihak tertentu, maka penting sekali memahami bagaimana membangun stistem kerjasama, kesepahaman atau kompromi yang baik. 

Meski pun untuk beberapa urusan tertentu banyak orang yang tidak mau untuk berkompromi,  terlebih jika suatu jalan, tindakan atau keputusan tersebut diyakini bisa dilakukan dengan jalannya sendiri. 

Salah diantara faktor keengganan diantaranya karena dipengaruhi oleh ketidakpercayaan pada pihak lain sehingga yang membuat mereka harus memilih jalan jalan sendiri. 


Analogi menjalin hubungan, interaksi tidak seperti sebuah pertandingan, yang hasil akhirnya adalah kalah dan menang. 

Kerjasama sejatinya bukan untuk menang-kalah atau untuk menguasai atau mendominasi satu pihak atas pihak lain.  Melainkan untuk menghadirkan susana nyaman dan memperoleh kesepakatan keputusan untuk keberhasilan bersama pada kapasitas dan tugasnya masing-masing. Iinilah prinsip dasar yang harus dipahami bagi seorang negosiator.

Namun bila ini tercedrai atau ada hal yang membuat kepercayaan menurun, segala kemungkinan yang didambakan dalam waktu panjang dan berkesinambungan akan jauh dari harapan yang pada akhirnya akan bisa berdampak pada kerugian bersama. 

Bila kesepahaman prinsip sudah diterima semua pihak namun rencana tidak berjalan sebagaimana menstinya, apa yang harus dilakukan? 

Pada banyak hal saya percaya bahwa semua yang terkait dengan merempukkan solusi dua belah pihak bisa berhasil dengan kompromi yang baik, jika...

Keduanya sama-sama tidak bersikukuh dan mau untuk duduk bersama membahas solusi. Hubungan baik itu tidak akan muncul dengan sendirinya.

Lalu, bagaimana jika dihadapkan pada kondisi yang dua belah pihak merasa lebih unggul dari pihak yang lain?

Maka, kembalikan pada niatan atau i’tikad awal. Jika semua pihak sama-sama menyepakati keberhasilan, maka ciptakan keberhasilan bersama di atas semua pihak golongan secara berimbang. 

Jika tidak bisa, salah satu pihak yang sadar akan kondisi tersebut sesegera mungkin menarik diri. Itu lebih baik dari pada mengulur benang yang akan putus.

Buat kepercayaan bukan untuk menyakinkan orang lain melainkan untuk kebaikan diri sendiri. Bila memasang citra baik namun sebenarnya tidak baik itu sama dengan menunggu bom waktu. 

Miliki kebaikan dengan siapapun, kondisi apapun bahkan dalam kondisi yang paling memungkinkan untuk tidak berlaku baik.

Hasil bukan ukuran utama. Banyak Orang terjebak dalam hal ini. Mereka beranggapan bahwa hasil adalah utama, sehingga hal-hal yang mendatangkan hasil—sekalipun negatif—bukan menjadi soal sebab, tatkala hasil tercapai semuanya bisa dibayar. 

Tidak semua hal bisa diperlakukan begitu apalagi dalam urusan dengan manusia. Sekali dicurangi maka cacatlah sudah integritas kita.

Semoga anda semua bisa menjadi seorang negosiator yang bijak dan tahu diri, sebab itulah modal dasarnya. Bila hilang kesadaran akan hal tersebut, saya sudah tidak bisa membayangkan bagaimana dampak dari berkompromi semacam itu. Kegagalan yang mengecewakan!!!

Semoga kita semua terhindar dari keburukan!!! 

Tidak ada komentar:
Write komentar