Rabu, 22 Maret 2017

Bagaimana Membenahi Masyarakat Sudah Lesu?

 

masyarakat lesu
Tidak ada seorang pun kecuali orang bodoh yang mencemaskan sesuatu yang tidak bisa mereka pengaruhi (Samuel Johnson[1])


Manusia yang kehilangan energinya ibarat sebuah perusahaan yang segala halnya sudah bobrok, mulai dari manageman, direksi dan juga para karyawanya semuanya bobrok. Ini sungguh menyusahkan, bergerak dan maju tak mampu karena terlalu banyak hambatan matipun tak bisa karena perusahaan ini menjadi andalan menghidupi warganya. 

Perusahaan seperti ini akan terus-menerus jalan ditempat, mirip dengan pepatah mati segan hidup tak mau.  Jika tidak melakukan maneuver strategis untuk membangkitkan prusahaanya agar tidak gulung tikar.

Manusia yang sudah kehilangan energi artinya sudah kehilangan semangat hidup, sudah tak bisa melihat arah jalan dan tak punya lagi kekuatan untuk melangkah, bahkan memikirkan dirinya pun sudah tidak bisa. Manusia model ini sangat memprihatinkan. 

Nilai kemuliaan yang seharusnya menjadi mahkota kebanggaanya kini hilang tiada berguna padahal seharusnya itu tidak terjadi. Hidupnya seperti benalu yang selalu menyusahkan dirinya dan orang lain. Upaya yang dilakukan untuk merubah orang semacam ini adalah tidak hanya dengan memberikan penyadaran tetapi juga harus dibarengi dengan mengubah kebiasaan-kebiasaan atau pola-pola dengan membuatkan kebiasaan dan pola yang baru.

Cara kerja dan pola pikir lamanya yang berada dalam keadaan stabil dan aman menjadi baru, bergairah dan selalu membuatnya terus bergerak. ini membutuhkan kerja keras dan fasilitas pendukung yang membuatnya bisa berbuat. 

Setelah dilatih dengan paragigma/ mindset baru keterampilan-keterampilan, diberi motivasi, dan diubah cara berpikirnya, selanjutnya adalah dengan tidak boleh membiarkanya begitu saja, karena setelah semua itu dilakukan kita harus tempatkan atau wadahi mereka berdasarkan pada kebutuhannya dan perkembanganya. tidak diabaikan begitu saja.

Ini memang berat dan sudah tentu menyusahkan. Banyak energi yang akan terkuras. Tenaga maupun materi. Untuk itu diperlukan keterlibatan banyak pihak dalam menanggulangi ini dan tentunya dituntut untuk kesadaran yang utuh dalam rangka membenahi kesemerautan, baik kesemerautan personal maupun masyarakat. 

Tidak ada perubahan besar tanpa pengorbanan yang besar pula. Adalah rotasi yang saling berkesinambungan. 

Terkait  dengan membenahi sebuah organisasi, kita pun memerlukan anggota (karyawan) yang hebat dan membangun budaya disiplin yang baik. Jika hanya dibenahi sistemnya saja tetapi SDMnya tetap yang lama itu tidak akan banyak pengaruhnya karena tetap saja pola yang lamalah yang bertahan.   

Anggota yang hebat itu meliputi kehebatan fisiknya, artinya kesehatan dan kesejahtraanya terpenuhi, memiliki keterampilan yang memadai yang dibutuhkan organisasi dan punya budaya disiplin yang baik.

Budaya disiplin tidak bisa dibangun dengan sahari, tetapi budaya disiplin itu harusnya sudah menjadi habit, dan organisasi punya peranan penting dalam menciptakan budaya tersebut dengan memberlakukan sistem dengan baik sesuai dengan ketentuan.

Semoga dengan kesadaran diri dan kontrol yang kuat kita senantiasa diberikan kekuatan untuk bisa bijak mengurai benang yang kusut ini. 




[1] Seorang pendeta dan pendidik di AS (1696-1772)

Tidak ada komentar:
Write komentar