![]() |
mindset menetukan cara hidup seseorang |
Salah satu elemen penting dalam hidup yang berkelimpahan
adalah hidup dengan kesesuaian. Ini artinya, Anda melakukan apa pun yang
dibutuhkan untuk membawa Anda ke mana pun Anda ingin berada.—Randy Gage
Bagaimana cara pandang seseorang dalam menilai uang atau
materi, secara langsung atau tidak, akan memengaruhinya seseorang dalam
mencari teman sekaligus untuk mencari kekayaan. Orang-orang kaya dan orang yang
menjadikannya—musuh kehidupan—orang-orang miskin, keduanya memiliki cara pandang berbeda tentang
itu.
Disadari atau tidak, ternyata banyak persepsi dalam
menilai uang atau materi. Dan ternyata setiap orang juga akan dibebaskan untuk
berkeyakinan dan memiliki persepsi yang berbeda terhadap materi. Jika ditanya
apa yang menyebabkan perbedaan cara berpikir orang dalam menilai sesuatu?
Banyak sebabnya, seperti perbedaan pengetahuan, pengalaman, teman bergaul,
lingkungan, budaya, dan lain sebagainya. Termasuk menilai materi, kaya, miskin
sejahtera, gagal, dan sukses. Persepsi orang tentang hal demikian berbeda,
hanya saja perlu adanya kesepahaman untuk dapat mencapainya baik secara
individu maupun kolektif.
Sesuatu yang dapat mengantarkan pada kebahagiaan,
kemakmuran atau ketenanganlah yang dinamakan kesuksesan, dan memahami gagal pun
haruslah diarahkan untuk mencapai kesuksesan. Misalnya, gagal adalah sukses
tertunda, gagal akan mengantarkan pada keberhasilan, atau gagal sebagai
barometer mencapai sukses. Sehingga amatlah diharapkan orang yang sudah ambruk
bisa bangkit, yang berhenti bisa maju lagi atau yang pesimis menjadi optimis.
Saya akan mengutip tulisan dari Robert T. Kyosaki,
tentang bagaimana mengubah pola pikir
terhadap uang, mengubah keyakinan lama menjadi keyakinan baru, yang akhirnya
bisa menuntun orang bisa menjadi kaya secara materi, tanpa menghilangkan nilai. Ayah miskin saya mengatakan, "Cinta akan uang itu adalah akar
dari segala kejahatan." Sedangkan, Ayah kaya saya mengatakan,
"Kekurangan uang adalah akar dari segala kejahatan."
Logika sederhana yang banyak dianut
oleh umat bahwa mencari kebahagiaan adalah dengan menghindari sengsara. Hal
yang terkait dengan kesengsaraan, maka akan dijauhi dan ditinggalkan. Sedangkan
untuk hal yang terkait dengan kenikmatan akan kita akan selau dicari dan didekati.
Ketika yakin bahwa kaya adalah positif dan miskin negatif, maka itu akan
menjadi magnet, penarik bagi segala kebahagiaan dan keberuntungan. Hanya saja
kenyataannya banyak orang tidak pernah menyusun keyakinannya secara sadar dari
lahir sampai mati.
Dan bila kita tidak menyusun sendiri secara sadar keyakinan
yang diperlukan untuk menjadi kaya seperti kita terjajah tanpa sadar oleh
kata-kata, "Uang adalah akar dari segala kejahatan", maka tanpa sadar
pula kita tidak menjadi kaya karena kita tidak ingin menjadi jahat.
Pak Tung
Desem Waringin, mengajak kita untuk segera susun ulang pola pikir kita tentang
kaya dan uang. Bahwa uang kekayaan itu baik. Perhatikanlah pernyataan berikut
ini, tentang pertarungan antara keyakinan Lama dan Keyakinan Baru. Lihatlah
bagan berikut ini:
Keyakinan Lama
|
Keyakinan Baru
|
Uang tidak dibawa mati.
|
Uang banyak bisa menolong orang yang
hampir mati. Betul uang memang tidak dibawa mati, makanya jauh lebih baik
meninggalkan warisan daripada tidak meninggalkan apa-apa.
|
Uang tidak bisa membeli cinta.
|
Betul uang tidak bisa membeli cinta,
apalagi jika tidak punya uang sama sekali.
|
Kekayaan tidak dapat menyelesaikan
masalah.
|
Betul uang tidak dapat menyelesaikan,
tapi dengan uang yang banyak saya bisa menyelesaikan masalah
dengan gaya tersendiri.
|
Dengan membangun pola pikir dan cara pandang demikianlah, kita bisa
membangun berbagai macam varian, yang jelas sesuatu yang baik tentunya dapat
diterima dengan nalar yang sehat, bukan dalam pengertian mencari pembenaran dan
pengukuhan tentang apa yang kita persepsikan, seperti mencuri, atau berbohong
itu benar asalkan niatnya benar.
Saya secara pribadi tidak meyakini itu,
bagaimana pun mencuri itu motifnya tetap saja mengambil hak orang lain. Apa
jadinya jika yang dicuri itu adalah harta Anda. Bangunlah cara pandang yang
sesuai agar apa yang dipikirkan dan diperoleh menjadi sarana, agar Anda bisa
melakukan apa pun yang Anda kehendaki.
Tidak ada fakta yang lebih
membesarkan hati daripada kemampuan mutlak seseorang untuk mengangkat
kehidupannya dengan upaya sadar.—Hanry David
Thoreau
Tidak ada komentar:
Write komentar