![]() |
Berpikir yang luas membuat kita makin berdaya. |
Saya pastikan bahwa anda pada satu titik berada pada
kondisi performa tinggi dan bisa jadi pada titik yang lain jatuh terplanting
tidak berdaya.
Mari kita bicara tentang inisiatif paling jitu, tentang
bagaimana merekayasa kondisi sehingga anda akan merasakan situasi yang tak
berdaya dan saat performa tinggi.
Camkan ini baik-baik. Bahwa manusia secara
historisnya terbentuk pada suatu pelabelan. Dilihat berdasarkan latar belakang
keluarga dan lingkungan. Terlepas dari positif atau negatif bentuk pelabelan
tersebut.
Fakta yang mengejutkan bahwa pelabelan negatif hanya
akan memengaruhi mereka yang memiliki cara berpikir sempit. Sedangkan bagi yang
memiliki cara berpikir luas sama sekali tidak akan tergangu performanya.
Artinya ia akan terpicu untuk trus berdaya secara positif.
Inilah hebatnya mereka yang berpikir luas, ia akan mampu
mengambil apa yang dibutuhkannya sekalipun mengambil dari lingkungan yang
menakutkan—sesuatu yang sepertinya mustahil untuk didapat.
Saya akan paparkan sebuah contoh kasus yang menarik.
Di dalam sebuah kelas, semua siswa dibebani tugas untuk
mengerjakan sebuah tulisan. Hasil tulisan itu akan menjadi catatan penting
berhasilnya pembelajaran itu. Di samping itu, bagi siapa yang memperoleh nilai
tinggi berhak mendapatkan penghargaan sedangkan yang nilainya jelek akan
terancam untuk mengulang lagi tahun depan. Tetapi apa yang terjadi, respons
siswa itu berbeda-beda.
Bagi mereka yang memiliki cara berpikir sempit tentu
himbauan tersebut akan dipandang sebagai sebuah ancaman, penghinaan atau
mungkin diskriminasi. Aturan ini tidak adil, harusnya semua diperlakukan sama,
dengan alasan setiap orang memiliki kemampuan berbeda-beda, jadi besar kecil
nilai harusnya tidak memengaruhi apa-apa.
Bagi mereka yang berpikir, pada dasarnya memandang
himbauan itu sebagai sesuatu yang sulit jika kemungkinan nilai yang
didapatkannya jelek.
Awalnya mungkin tampak seperti adanya rasa menakut-nakuti
dan ketidakadilan, tetapi coba simak.
Penilaian berdasarkan kemampuan dan nilai perolehan itu
adalah adil. Orang yang mendapatkan nilai tinggi berhak diberikan apresiasi
sedangkan yang memiliki nilai rendah harus dibangitkan, digugah, dan disadarkan
meski terlihat seperti dinakut-nakuti, padahal bukan. Namun harus dibedakan
mana yang mengugah dan mana yang menakut-nakuti.
Jikapun mereka gagal, orang yang berpikir luas akan
memandang kegagalan itu bukan sebagai bukti perendahan intektual atau sebuah
ancaman, melainkan sebagai sebuah himbauan agar lebih memberikan energi pada
sesuatu yang kurang sembari terus belajar memperbaiki kesalahan dan menyempurnakan kekurangan.
Jadi, jika kita perhatikan dengan
seksama maka kita akan peroleh sebuah kesimpulan menarik, setidaknya ini yang
saya simpulkan.
#kesimpulan 1: memiliki cara berpikir
yang luas sangat memungkinkan kita untuk bisa memiliki filterisasi yang lebih
kuat dibandingkan yang sempit.
#kesimpulan 2: secara umum, keduanya
mengalami masalah, ketegangan dan kesusahan yang sama. Perbedaanya terletak
dari kecakapan menaknai, mengambil pelajaran untuk terus melesatkan diri.
#kesimpulan 3: berpikir luas artinya
berpikir terbuka, berpikir pada kemungkinan-kemungkinan positif yang bisa ia
raih, sebaliknya berpikir sempit menutup diri dan memposisikan diri sebagai
pribadi yang tidak berdaya.
#kesimpulan 4: mensikapi kenyataan yang
terjadi sekarang, hidup yang tidak pasti, cara berpikir luas adalah alternatif
+ solusi menghadapi kenyataan paling brutal sekalipun.
#kesimpulan 5: memiliki ketajaman dalam
mengambil sesuatu yang positif sekalipun di tengah-tengah lingkungan yang
negatif. Bagi saya inilah keunggulan utama keluasan berpikir.
Jadi, jika anda mengidam-idamkan sebuah
kekuatan yang memberdaya, anda bisa memulai untuk mengasah kemampuan berpikir
anda agar bisa berpikir luas, berpikir tentang kemungkinan positif sekalipun
berada di titik nadir.
Tidak ada komentar:
Write komentar