|
masyarakat lesu |
Tidak
ada seorang pun kecuali orang bodoh yang mencemaskan sesuatu yang tidak bisa
mereka pengaruhi (Samuel Johnson)
Manusia
yang kehilangan energinya ibarat sebuah perusahaan yang segala halnya sudah bobrok,
mulai dari manageman, direksi dan juga para karyawanya semuanya bobrok. Ini
sungguh menyusahkan, bergerak dan maju tak mampu karena terlalu banyak hambatan
matipun tak bisa karena perusahaan ini menjadi andalan menghidupi warganya.
Perusahaan seperti ini akan terus-menerus jalan ditempat, mirip dengan pepatah
mati segan hidup tak mau. Jika tidak
melakukan maneuver strategis untuk membangkitkan prusahaanya agar tidak gulung
tikar.
Manusia
yang sudah kehilangan energi artinya sudah kehilangan semangat hidup, sudah tak
bisa melihat arah jalan dan tak punya lagi kekuatan untuk melangkah, bahkan
memikirkan dirinya pun sudah tidak bisa. Manusia model ini sangat
memprihatinkan.
Nilai kemuliaan yang seharusnya menjadi mahkota kebanggaanya
kini hilang tiada berguna padahal seharusnya itu tidak terjadi. Hidupnya
seperti benalu yang selalu menyusahkan dirinya dan orang lain. Upaya yang
dilakukan untuk merubah orang semacam ini adalah tidak hanya dengan memberikan
penyadaran tetapi juga harus dibarengi dengan mengubah kebiasaan-kebiasaan atau
pola-pola dengan membuatkan kebiasaan dan pola yang baru.
Cara
kerja dan pola pikir lamanya yang berada dalam keadaan stabil dan aman menjadi
baru, bergairah dan selalu membuatnya terus bergerak. ini membutuhkan kerja
keras dan fasilitas pendukung yang membuatnya bisa berbuat.
Setelah
dilatih dengan paragigma/ mindset baru keterampilan-keterampilan, diberi motivasi, dan diubah cara
berpikirnya, selanjutnya adalah dengan tidak
boleh membiarkanya begitu saja, karena setelah semua itu dilakukan kita harus
tempatkan atau wadahi mereka berdasarkan pada kebutuhannya dan perkembanganya. tidak diabaikan begitu saja.
Ini
memang berat dan sudah tentu menyusahkan. Banyak energi yang akan terkuras. Tenaga maupun materi. Untuk itu diperlukan keterlibatan banyak pihak dalam
menanggulangi ini dan tentunya dituntut untuk kesadaran yang utuh dalam rangka
membenahi kesemerautan, baik kesemerautan personal maupun masyarakat.
Tidak ada
perubahan besar tanpa pengorbanan yang besar pula. Adalah rotasi yang
saling berkesinambungan.
Terkait dengan membenahi sebuah organisasi, kita pun
memerlukan anggota (karyawan) yang hebat dan membangun budaya disiplin yang
baik. Jika hanya dibenahi sistemnya saja tetapi SDMnya tetap yang lama itu
tidak akan banyak pengaruhnya karena tetap saja pola yang lamalah yang
bertahan.
Anggota yang hebat itu
meliputi kehebatan fisiknya, artinya kesehatan dan kesejahtraanya terpenuhi,
memiliki keterampilan yang memadai yang dibutuhkan organisasi dan punya budaya
disiplin yang baik.
Budaya
disiplin tidak bisa dibangun dengan sahari, tetapi budaya disiplin itu harusnya
sudah menjadi habit, dan organisasi punya peranan penting dalam menciptakan
budaya tersebut dengan memberlakukan sistem dengan baik sesuai dengan
ketentuan.
Semoga dengan kesadaran diri dan kontrol yang kuat kita senantiasa diberikan kekuatan untuk bisa bijak mengurai benang yang kusut ini.